do it yourself on your home and garden

Monday, April 6, 2015

Menilai Standar Kualitas Blog yang Ditolak Adsense

Apakah Anda pernah ditolak google adsense? Jika belum atau sudah sukses diterima adsense tentu Anda tak akan tertarik membaca artikel ini. Bila ditolak apakah rasanya sesakit yang saya rasakan? Jika ya, kita saudara kawan. 

Bayangkan saja, saya sudah mempertaruhkan waktu, tenaga, pikiran, bahkan anak istri demi aplikasi adsense. Dari pagi hingga hampir pagi lagi di depan komputer untuk membuat artikel tapi nyatanya yang terjadi, google menolak pengajuan adsense pada tahap kedua. Saya sudah mengerahkan seluruh pikiran untuk mengubah html blog yang belum sepenuhnya saya pahami untuk mendongkrak optimisasi mesin pencari alias SEO (Search Engine Optimization). Untuk kedua hal ini saya sudah keluarkan tenaga, sejumlah paket data dan listrik. Tapi tim adsense menilai blog saya belum layak menjadi penayang adsense.


Dan yang paling membuat nyesek adalah saya sudah korbankan anak istri demi wujudkan cita-cita blog yang sukses. Bagaimana tidak? Saya beranikan diri untuk keluar dari pekerjaan, yang artinya saya tak berpenghasilan tetap, untuk menghidupi mereka dari blog.

Kenekatan ini dipicu oleh pengalaman seorang teman yang bisa berpenghasilan dari blog. Pendapatan dari blognya sekira-kira gaji Pegawai Negeri Sipil golongan III B. Angka yang lumayan untuk sekadar buat bayar cicilan KPR dan beli beras.

Tapi apa yang terjadi? Blog saya ditolak adsense! Kecewa itu pasti, membangun lagi semangat itu sudah seharusnya. Tapi semangat saja ternyata tidak cukup untuk membangun blog yang sukses. Yang saya butuhkan ternyata perpaduan antara semangat dan strategi.

Alasan Tim Adsense menolak blog

Dalam email penolakannya, Tim Google Adsense mengatakan bahwa “konten blog kurang memadai”. Setelah saya review, ternyata benar apa yang dikatakan oleh tim adsense. Blog saya masih kacau. Ada banyak artikel yang terlalu pendek, tidak lebih dari 150 kata. Ada banyak link yang tidak tersambung sebagaimana mestinya. Ada beberapa artikel yang melanggar peraturan adsense. Blog saya belum benar-benar siap ketika diajukan ke tim adsense. Alhasil proposal itu ditolak.

Letak persoalannya bukan pada tim adsense yang robotik tapi lebih pada diri saya (blogger) dan blog.

Jika disederhanakan penolakan tim adsense terhadap blog dalam dua jenis. Jenis pertama adalah persoalan psikologis blogger dan yang kedua adalah persoalan teknis pada blog. Apabila diperinci maka akan diketahui hal-hal sebagai berikut.

Persoalan psikologis blogger

1. Terburu-buru menguangkan (memonotize)  blog

Sepertinya saya terburu-buru ketika mencoba untuk mendaftarkan adsense. Yang ada di kepala saya ketika itu hanyalah uang. “Saya ngeblog maka saya harus dapat uang”. Pikiran macam itu membuat saya tidak sabar untuk segera mendaftar adsense dan melupakan hal-hal yang perlu disiapkan sebelumnya.

Kapan waktu yang tepat untuk menguangkan blog? Menurut saya, saat blog kita benar-benar sudah rampung. Kalau dalam bahasa google, blog bukan sedang dikerjakan (beta) atau hanya sebagai kerangka web. Pendek kata, blog kita harus benar-benar sudah siap.

Maka dari itu saya mengamini para blogger yang mengatakan bahwa pengajuan adsense tidak bisa asal-asalan. Sebaliknya harus disiapkan sejak dalam konsep.

2.  Tertekan oleh keinginan sendiri

Bagi Anda, mungkin agak aneh jika ada orang yang justru gagal karena tertekan keinginan sendiri.  Tapi itu nyata-nyata ada. Contohnya saya.

Saya adalah blogger yang tertekan oleh keinginan saya untuk mewujudkan blog yang sukses. Maka karena tekanan itu saya berulang kali ganti template dan mengubah html pada saat peninjauan pada tahap kedua. Alih-alih menjadi blog yang sukses tim adsense malah menilai blog saya masih dalam tahap beta. Tidak perlu ditanya, sudah pasti saya kecewa.

Karena itu saya berani sarankan pada Anda, jangan sekali-kali mengubah template atau nguprek-uprek html jika dan hanya jika Anda hanya sok tahu. Fatal bro!

3. Ingin hasil cepat

Pengalaman saya ngeblog ingin selalu hasil cepat supaya blog ramai dikunjungi. Saya terburu-buru mempublish artikel tanpa mempertimbangkan isi artikel. Alih-alih memperbanyak jumlah artikel yang bisa muncul di halaman pertama pencarian, yang terjadi justru artikel tak muncul di halaman pencarian. Betul bahwa konten bertambah banyak, tapi ada yang saya lupakan yakni kualitas konten.

Bahkan karena ingin mendapatkan hasil yang cepat,  saya secara tidak sengaja, melanggar aturan-aturan konten yang tidak diperkenankan adsense.

Persoalan Teknis Blog

1. Sebelum diajukan ke adsense blog sebaiknya harus sudah final

Bagaimana menilai sebuah blog yang final atau belum? Menurut saya blog yang final adalah blog yang tool-tool pendukung blog sudah berfungsi semua. Dalam kasus blog saya, ada banyak banyak tool yang belum berfungsi maksimal. Sebagai contoh link media sosial dalam blog belum tersambung. Demikian juga pada webmaster blog juga belum diverifikasi dengan benar.

2. Artikel blog Melanggar peraturan adsense

Persoalan teknis lain adalah beberapa artikel di blog melanggar peraturan adsense. Beberapa artikel di blog saya mengandung kata-kata yang tidak senonoh. Sebagaimana diterangkan dalam panduan adsense, artikel tidak senonoh tidak diijinkan. Saya tak perlu menjelaskan lebih lanjut mengenai artikel yang tidak senonoh itu karena Anda tahu yang dimaksud artikel tidak senonoh adalah yang berada di sekitar “sekitar wilayah dada” dan “sekitar wilayah selangkangan”.

3. Usia blog masih prematur

Bagaimana pun juga usia blog sangat berpengaruh, setidaknya berpengaruh terhadap hasil pencarian di google. Apapun jenis artikelnya blog lama yang sering diupdate teratur lebih ramah pada mesin pencari dibandingkan blog baru. Apalagi jika Google menganggap isi blog lebih dipercaya.

Berapa usia blog yang layak didaftarkan adsense? Sejumlah blogger mengatakan berbeda-beda. Ada yang mengatakan minimal enam bulan ada yang bilang 3 bulan. Karena itu bisa disimpulkan bahwa usia blog berpengaruh, tapi bukan satu-satunya yang paling menentukan.

4. Template blog kurang ramah SEO

Sejauh pengamatan saya, template blog sangat berpengaruh terhadap hasil pencarian di google. Bagaimanapun blog dengan template SEO friendly memudahkan dalam pengenalan blog pada mesin pencari google. Saya sengaja bold frasa tersebut untuk menekankan bahwa blog kita berhadapan dengan sebuah mesin robotik. Artinya mesin robotik itu tak kenal perasaan dan hanya kenal logika algoritma. Kenyataan ini harus kita hadapi, dan kita tak bisa memaksa google adsense untuk menerima blog kita.

Oleh karena itu template blog yang ramah SEO membantu mesin pencari untuk mengenali atau menjelajahi blog kita. Setidaknya memudahkan bagi mesin pencari google untuk mengidentifikasi blog yang kita miliki. Dari pengenalan itu mereka akan menentukan jenis iklan yang sesuai dengan blog yang kita miliki.

Saya mengamati, blog dengan template SEO akan memberi peluang bagi hasil pencarian google di halaman pertama hasil pencarian. Blog yang berada di halaman pertama pencarian berpeluang untuk dibaca.

Demikian pengalaman ditolak adsense yang dapat saya bagikan kepada Anda. Anda sebaiknya tidak percaya begitu saja dengan artikel ini, karena Anda punya pengalaman sendiri dan perlu mengujinya sendiri. Jika Anda punya pengalaman serupa dengan saya, mari kita diskusikan di kolom komentar di bawah ini.

Salam ngeblog sampai “goblog

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Menilai Standar Kualitas Blog yang Ditolak Adsense

0 comments:

Post a Comment