Apakah
Anda pernah ditolak google adsense? Jika belum atau sudah sukses diterima adsense tentu Anda tak akan tertarik membaca artikel ini. Bila ditolak apakah rasanya sesakit yang saya
rasakan? Jika ya, kita saudara kawan.
Bayangkan
saja, saya sudah mempertaruhkan waktu, tenaga, pikiran, bahkan anak istri demi aplikasi
adsense. Dari pagi hingga hampir pagi lagi di depan komputer untuk membuat
artikel tapi nyatanya yang terjadi, google menolak pengajuan adsense pada tahap
kedua. Saya sudah mengerahkan seluruh pikiran untuk mengubah html blog yang belum
sepenuhnya saya pahami untuk mendongkrak optimisasi mesin pencari alias SEO (Search Engine Optimization). Untuk kedua hal ini saya sudah
keluarkan tenaga, sejumlah paket data dan listrik. Tapi tim adsense menilai
blog saya belum layak menjadi penayang adsense.
Dan
yang paling membuat nyesek adalah
saya sudah korbankan anak istri demi wujudkan cita-cita blog yang sukses. Bagaimana
tidak? Saya beranikan diri untuk keluar dari pekerjaan, yang artinya saya tak
berpenghasilan tetap, untuk menghidupi mereka dari blog.
Kenekatan
ini dipicu oleh pengalaman seorang teman yang bisa berpenghasilan dari blog.
Pendapatan dari blognya sekira-kira gaji Pegawai Negeri Sipil golongan III B. Angka
yang lumayan untuk sekadar buat bayar cicilan KPR dan beli beras.
Tapi
apa yang terjadi? Blog saya ditolak adsense! Kecewa itu pasti, membangun lagi
semangat itu sudah seharusnya. Tapi semangat saja ternyata tidak cukup untuk
membangun blog yang sukses. Yang saya butuhkan ternyata perpaduan antara semangat
dan strategi.
Alasan Tim Adsense menolak blog
Dalam
email penolakannya, Tim Google Adsense mengatakan bahwa “konten blog kurang
memadai”. Setelah saya review, ternyata
benar apa yang dikatakan oleh tim adsense. Blog saya masih kacau. Ada banyak
artikel yang terlalu pendek, tidak lebih dari 150 kata. Ada banyak link yang
tidak tersambung sebagaimana mestinya. Ada beberapa artikel yang melanggar
peraturan adsense. Blog saya belum benar-benar siap ketika diajukan ke tim
adsense. Alhasil proposal itu ditolak.
Letak
persoalannya bukan pada tim adsense yang robotik tapi lebih pada diri saya
(blogger) dan blog.
Jika
disederhanakan penolakan tim adsense terhadap blog dalam dua jenis. Jenis
pertama adalah persoalan psikologis blogger dan yang kedua adalah persoalan
teknis pada blog. Apabila diperinci maka akan diketahui hal-hal sebagai
berikut.
Persoalan psikologis blogger
1. Terburu-buru menguangkan (memonotize) blog
Sepertinya
saya terburu-buru ketika mencoba untuk mendaftarkan adsense. Yang ada di kepala
saya ketika itu hanyalah uang. “Saya ngeblog maka saya harus dapat uang”.
Pikiran macam itu membuat saya tidak sabar untuk segera mendaftar adsense dan
melupakan hal-hal yang perlu disiapkan sebelumnya.
Kapan
waktu yang tepat untuk menguangkan blog? Menurut saya, saat blog kita
benar-benar sudah rampung. Kalau dalam bahasa google, blog bukan sedang
dikerjakan (beta) atau hanya sebagai kerangka web. Pendek kata, blog kita harus
benar-benar sudah siap.
Maka
dari itu saya mengamini para blogger yang mengatakan bahwa pengajuan adsense
tidak bisa asal-asalan. Sebaliknya harus disiapkan sejak dalam konsep.
2. Tertekan oleh keinginan sendiri
Bagi
Anda, mungkin agak aneh jika ada orang yang justru gagal karena tertekan
keinginan sendiri. Tapi itu nyata-nyata ada. Contohnya saya.
Saya
adalah blogger yang tertekan oleh keinginan saya untuk mewujudkan blog yang
sukses. Maka karena tekanan itu saya berulang kali ganti template dan mengubah
html pada saat peninjauan pada tahap kedua. Alih-alih menjadi blog yang sukses tim
adsense malah menilai blog saya masih dalam tahap beta. Tidak perlu ditanya, sudah pasti saya kecewa.
Karena
itu saya berani sarankan pada Anda, jangan sekali-kali mengubah template atau nguprek-uprek html jika dan hanya jika Anda hanya sok tahu. Fatal bro!
3. Ingin hasil cepat
Pengalaman
saya ngeblog ingin selalu hasil cepat supaya blog ramai dikunjungi. Saya
terburu-buru mempublish artikel tanpa
mempertimbangkan isi artikel. Alih-alih memperbanyak jumlah artikel yang bisa
muncul di halaman pertama pencarian, yang terjadi justru artikel tak muncul di
halaman pencarian. Betul bahwa konten bertambah banyak, tapi ada yang saya lupakan
yakni kualitas konten.
Bahkan
karena ingin mendapatkan hasil yang cepat, saya secara tidak sengaja, melanggar
aturan-aturan konten yang tidak diperkenankan adsense.
Persoalan Teknis Blog
1. Sebelum diajukan ke adsense blog sebaiknya harus sudah final
Bagaimana
menilai sebuah blog yang final atau belum? Menurut saya blog yang final adalah
blog yang tool-tool pendukung blog
sudah berfungsi semua. Dalam kasus blog saya, ada banyak banyak tool yang belum
berfungsi maksimal. Sebagai contoh link media sosial dalam blog belum tersambung.
Demikian juga pada webmaster blog juga belum diverifikasi dengan benar.
2. Artikel blog Melanggar peraturan adsense
Persoalan
teknis lain adalah beberapa artikel di blog melanggar peraturan adsense. Beberapa
artikel di blog saya mengandung kata-kata yang tidak senonoh. Sebagaimana diterangkan
dalam panduan adsense, artikel tidak senonoh tidak diijinkan. Saya tak perlu
menjelaskan lebih lanjut mengenai artikel yang tidak senonoh itu karena Anda
tahu yang dimaksud artikel tidak senonoh adalah yang berada di sekitar “sekitar
wilayah dada” dan “sekitar wilayah selangkangan”.
3. Usia blog masih prematur
Bagaimana
pun juga usia blog sangat berpengaruh, setidaknya berpengaruh terhadap hasil
pencarian di google. Apapun jenis artikelnya blog lama yang sering diupdate
teratur lebih ramah pada mesin pencari dibandingkan blog baru. Apalagi jika
Google menganggap isi blog lebih dipercaya.
Berapa
usia blog yang layak didaftarkan adsense? Sejumlah blogger mengatakan
berbeda-beda. Ada yang mengatakan minimal enam bulan ada yang bilang 3 bulan. Karena
itu bisa disimpulkan bahwa usia blog berpengaruh, tapi bukan satu-satunya yang
paling menentukan.
4. Template blog kurang ramah SEO
Sejauh
pengamatan saya, template blog sangat berpengaruh terhadap hasil pencarian di
google. Bagaimanapun blog dengan template SEO
friendly memudahkan dalam pengenalan blog pada mesin pencari google. Saya sengaja bold frasa tersebut untuk menekankan bahwa blog kita berhadapan
dengan sebuah mesin robotik. Artinya mesin robotik itu tak kenal perasaan dan
hanya kenal logika algoritma. Kenyataan ini harus kita hadapi, dan kita tak
bisa memaksa google adsense untuk menerima blog kita.
Oleh
karena itu template blog yang ramah SEO membantu mesin pencari untuk mengenali atau
menjelajahi blog kita. Setidaknya memudahkan bagi mesin pencari google untuk
mengidentifikasi blog yang kita miliki. Dari pengenalan itu mereka akan
menentukan jenis iklan yang sesuai dengan blog yang kita miliki.
Saya
mengamati, blog dengan template SEO akan memberi peluang bagi hasil pencarian
google di halaman pertama hasil pencarian. Blog yang berada di halaman pertama
pencarian berpeluang untuk dibaca.
Demikian
pengalaman ditolak adsense yang dapat saya bagikan kepada Anda. Anda sebaiknya
tidak percaya begitu saja dengan artikel ini, karena Anda punya pengalaman
sendiri dan perlu mengujinya sendiri. Jika Anda punya pengalaman serupa dengan
saya, mari kita diskusikan di kolom komentar di bawah ini.
Salam
ngeblog sampai “goblog”
0 comments:
Post a Comment