do it yourself on your home and garden

Tuesday, April 7, 2015

Tahap demi Tahap Mengajukan KPR Rumah Baru Saya Hingga Diterima

Tidak semua orang nyaman tinggal di rumah mertua dan ada sebagian orang yang tak betah hidup di kontrakan. Mereka ingin memiliki rumah sendiri. Tapi apa daya, karena duit tidak cukup makanya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi solusinya. Tapi sebelum sampai pada memiliki rumah utang ada sejumlah tahapan-tahapan yang harus dijalani. Dan terpaksa saya harus katakan, tahapan itu tidak mudah tapi tetap bisa ditaklukkan. Berikut ini adalah tahapan-tahapan pengalaman ketika saya mengajukan KPR:


1. Kesepakatan bersama dengan pasangan dan keluarga

Tahap pertama kali adalah kesepakatan bersama antara Anda dengan pasangan Anda. Menurut saya inilah yang mendasari langkah besar Anda sebelum mengajukan KPR. “Sepakat” kata ini mengawali sebuah “niat”. Setelah “niat” lalu “nekad” dan yang terakhir adalah “akad”.

Jika Anda saat ini punya keinginan punya rumah, apakah istri atau suami Anda sudah sepakat dengan keinginan itu? Sudahkah Anda membicarakannya dengan pasangan? Pastikan bahwa keinginan itu bukan keinginan sepihak. Mengapa kesepakatan ini penting? Karena membeli rumah atau membuat rumah itu sebuah langkah besar dalam hidup berumah tangga.

Maka berbahagialah mereka yang sudah punya rumah di saat masih lajang. Sebab tidak semua orang bisa demikian, termasuk saya hehehee....

Mengapa demikian? Karena menyatukan kesepakatan untuk mengajukan rumah itu, menurut saya, sangat komplek. Yang terlibat dalam persoalan ini adalah keluarga besar: orangtua kandung dan mertua. Ada kalanya orangtua atau mertua tidak mau melepas anaknya memiliki sendiri. Apalagi di Jawa, yang lebih meyakini filosofi, “mangan orang mangan kumpul”, makan tidak makan asal bersama-sama.

Restu orangtua itu penting, saudara...

Dalam menyatukan pendapat atau kesepakatan ini, salah satu kuncinya adalah tujuan dan alasan Anda membeli rumah. Tujuannya tentu bukan semata emosional karena tidak betah hidup “menumpang”. Lebih dari itu, tujuannya adalah untuk investasi jangka panjang atau bahkan seumur hidup. Pastikan kepada pasangan atau orangtua bahwa alasan pengajuan KPR itu adalah sebagai tabungan atau investasi. Mengubah persepsi dari “utang” menjadi “tabungan” itu penting supaya KPR itu tidak membebani pikiran. Terlebih lagi investasi rumah itu menguntungkan sebab di mana pun harga tanah dan rumah punya kecenderungan selalu naik. Misalnya saja Anda tak sanggup “menabung” tiap bulannya, Anda bisa menjualnya.

Sampai di sini apakah Anda sudah bersepakat dengan pasangan atau orangtua? Jika belum bermufakatlah dulu dengan pasangan dan keluarga. Jika sudah, langkah berikutnya adalah mencari semua informasi perumahan.

2. Mencari informasi perumahan

Sambil liburan akhir pekan, Anda bersama pasangan bisa mengunjungi lokasi perumahan di sekitar kota Anda. Developer alias pengembang yang baik biasanya tetap buka di hari libur.
Berikut informasi yang perlu diketahui:
·     
  •            Harga dan down payment (DP) alias uang muka

Pada 2012 lalu DP rumah sekitar 30% dari harga jual tunai. Namun yang tak kalah penting adalah menanyakan apakah DP bisa dicicil atau dibayar kontan? apakah DP sudah termasuk pembayaran? Apakah DP dikembalikan jika pengajuan ke bank ditolak? Apakah pengembang hanya bekerjasama dengan satu bank saja atau pembeli bebas menentukan pembiayaan ke bank apapun?

  •          Spesifikasi rumah dan fasilitas

Termasuk di dalamnya informasi tentang: luas bangunan dan luas tanah, material bangunan yang dipakai, listrik, sumber air, garansi, sanitasi, sisa tanah, dan keamanan.

  •          Pengalaman para penghuni perumahan

Termasuk di dalamnya informasi tentang: tanggung jawab developer, kualitas bangunan, pengalaman-pengalaman yang tak mengenakan yang pernah dirasakan para penghuni perumahan tersebut sebelumnya.

Kumpulkan semua informasi (brosur) dari pelbagai perumahan dan pengembang sebagai referensi. Pengalaman saya: saya kumpulkan lebih dari sepuluh brosur dari lokasi dan pengembang berbeda sebelum saya mengajukan KPR. Menurut saya semakin detil informasi yang dikumpulkan semakin baik.

3. Mencari informasi Bank

          Caranya mirip dengan mencari lokasi perumahan, mencari informasi bank (baik konvensional maupun syariah) juga sama saja. Artinya semakin detil informasi yang kita peroleh semakin baik. Hal-hal yang perlu diketahui dari bank antara lain:
  • ·         Syarat pengajuan

Sayarat pengajuan ke Bank umumnya memberlakukan syarat sebagai berikut: mengisi formulir pengajuan kredit, membuka rekening di bank yang dimaksud, dan melengkapi dokumen pribadi (KK, KTP, Rincian gaji suami/istri, dan NPWP).  

Yang tak kalah penting untuk ditanyakan adalah besar administrasi yang diterapkan bank bersangkutan. Bank memberlakukan besar administrasi berbeda-beda dengan kisaran 4-10 juta. Umumnya uang administrasi tersebut dibayarkan secara tunai.

Syarat lain yang jarang diungkapkan bank adalah BI Checking. Bank akan menilai kredibilitas calon debiturnya dengan melakukan BI Checking yakni melihat riwayat pembayaran calon debitur sebelumnya di bank-bak lain. Jika sebelumnya Anda tidak pernah bermasalah dengan bank (kredit macet) maka hal tersebut menjadi bahan pertimbangan bank untuk mengabulkan pengajuan kredit.

  •          Jangka waktu kredit

Salah satu informasi penting yang harus diketahui adalah berapa lama jangka waktu kredit (tenor) yang mereka berikan. Beberapa bank menerapkan tenor maksimal 15-20 tahun. Informasi ini berkaitan dengan besar angsuran yang akan dibayarkan per bulan.

  •          Bunga dan Sistem bunga

Yang perlu diketahui adalah beberapa bank konvensional menerapkan sistem bunga flat dalam waktu tahun pertama atau tahun kedua. Besar angsuran kedua dan seterusnya sampai tenor habis inilah yang perlu diketahui.

Sedangkan bank syariah, setahu saya, menerapkan “cicilan” tetap dari awal sampai akhir tenor. Jumlah cicilan ini tergantung dari kesepakatan awal antara kreditur (bank syariah) dan debitur.

  •          Asuransi rumah

Selain tiga hal di atas, satu lagi yang perlu diketahui yakni apakah bank menerapkan asuransi apabila terjadi kebakaran pada calon rumah kita atau jika penanggung jawab kredit meninggal dunia? Dan apakah uang asuransi itu dikembalikan ke debitur jika tenor habis?

  •          Rekanan Notaris Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)

Informasi mengenai notaris penting untuk diketahui. Sebab notaris PPAT adalah yang melegalkan perjanjian jual beli antara pengembang—kita sebagai debitur—dan bank yang melakukan pembiayaan. Yang perlu diketahui apakah bank bekerjasama notaris tertentu atau kita bebas menentukan notaris sendiri.

Bila bank menunjuk notaris tertentu, etis atau tidak etis menanyakan biaya pasti tarif notaris wajib dilakukan. Kalau Anda punya teman notaris, dan bank memberikan kebebasan untuk memilih notaris, maka itu suatru keuntungan bagi Anda. Tentunya harga teman jauh lebih murah daripada yang bukan teman. Pengalaman saya dulu, notaris menetapkan harga Rp 4 Juta.

4. Menghitung pendapatan

Jika informasi lokasi perumahan dan bank sudah terkumpul, maka mulailah menghitung-hitung angsuran sesuai besar pendapatan Anda dan pasangan. Simulasi kredit sekarang sudah banyak yang online. Aplikasi ini cukup membantu Anda berhitung-hitung. Kalau saya pakai prinsip, utang tidak boleh lebih dari 30% dari total pendapatan kita. Misalkan pendapatan total Anda dan pasangan adalah Rp 5 juta maka angsuran sebaiknya tidak lebih dari Rp 1,5 juta.

5. Menetapkan pilihan perumahan

Menurut hemat saya menentukan perumahan yang akan kita pilih ada beberapa alasan yang mendasar:
  •          Berdasarkan akses

Termasuk di dalamnya: jarak lokasi kerja dengan rumah, sekolah anak, akses ke fasilitas publik (pasar, terminal, jalan raya, transportasi, bank, rumah sakit).
·         Berdasarkan harga dan kemampuan finansial
Setelah menghitung jumlah pendapatan, harga rumah, serta jumlah cicilan maka kita bisa memilih tipe apakah rumah kita dan di mana lokasinya.

  •          Berdasarkan kualitas bangunan

Perlu disadari bahwa perumahan (kelas menengah ke bawah) di manapun kualitasnya tidak bagus dibanding dengan membuat sendiri. Terkadang bahkan dikerjakan asal-asalan untuk memenuhi target proyek. Oleh karena itulah dari sekian banyak lokasi yang telah Anda survei pertimbangkan perumahan mana yang kualitas bangunannya tidak buruk-buruk amat.

Hemat saya, perpaduan di antara ketiga faktor itulah yang mendekati “bijak” ketika hendak kredit KPR.

6. Mengajukan ke bank

Jika lokasi sudah ditetapkan maka langkah selanjutnya adalah menghubungi pihak pengembang dan bank. Termasuk di dalamnya membayar uang DP ke pengembang. Selanjutnya mengajukan aplikasi kredit ke Bank.

Selama proses pengajuan inilah biasanya bank akan mensurvei lokasi perumahan dan diri kita. Tidak perlu cemas ketika disurvei, selagi Anda bisa “mengkondisikan” semuanya “baik-baik saja”. J Maksud saya tetap berdoa, memohon ijin Yang Kuasa semoga rencana kita direstui-Nya.

Alhamdulilah pada Januari 2012 lalu saya terima kunci. Ini penampakannya:



Salam ngeblog sampai Go...Blog.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Tahap demi Tahap Mengajukan KPR Rumah Baru Saya Hingga Diterima

0 comments:

Post a Comment